RESIKO GLOBALISASI DI MASYARAKAT DALAM SEKTOR PERTANIAN MENURUT PERSPEKTIF ANTHONY GIDDENS

Authors

  • Niken Puspitasari Universitas Jember
  • Akbil Mastufatul Farihah Universitas Jember
  • Safira Nuris Samsil Mufidah Universitas Jember

DOI:

https://doi.org/10.47861/tuturan.v1i2.259

Keywords:

masyarakat resiko, globalisasi, pertanian

Abstract

Faktor tidak berkembangnya teknologi di sektor pertanian Indonesia akibat ilmu tradisional yang masih diterapkan secara turun-temurun, menjadikan kemajuan teknologi di pertanian Indonesia sulit diterima. Bukan hanya itu saja yang menjadi faktor utama, tetapi faktor malas belajar akan adanya perkembangan teknologi juga menjadikan pertanian di Indonesia ini sulit untuk berkembang. Padahal jika petani itu  berkualitas dan berkomitmen untuk mengembangkan pertanian, hal ini bisa menjadi salah satu faktor keberhasilan pembangunan pertanian berkelanjutan. Rendahnya minat pemuda terhadap sektor pertanian juga menjadi faktor penyebab sulitnya teknologi  itu berkembang, hal ini disebabkan akibat banyaknya orang tua menganggap bekerja di kantor atau mempunyai usaha lebih menjamin daripada menjadi petani. Di era globalisasi saat ini, penguasaan teknologi merupakan prestise dan indikator kemajuan suatu negara. Suatu negara dianggap maju apabila memiliki tingkat penguasaan teknologi yang tinggi, sedangkan negara yang tidak dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi sering disebut sebagai negara gagal. Pada saat yang sama, Indonesia masih belum tergolong sebagai negara agraris yang maju, hal ini didasari oleh kurangnya kemajuan teknologi yang kurang berkembang. Disamping itu sumber daya manusia yang terdapat di Indonesia masih belum maksimal untuk meningkatkan kualitas di sektor teknologi pertanian. Kebanyakan para petani masih mengandalkan ilmu tradisional yang diturunkan secara turun-temurun dari nenek moyang. Dalam hal globalisasi ini diperlukannya suatu inovasi teknologi yang bisa membantu para petani agar dimudahkan dalam setiap pengerjaannya, dimana hal ini nantinya diharapkan bisa berkembang dan dapat memajukan sektor pertanian itu sendiri. Dengan diadakannya alat seperti itu juga tentunya menjadikan pertanian di Indonesia menjadi melek akan perkembangan teknologi.

References

Masyhuri. 2004. Macetnya Transformasi Ekonomi Indonesia. Suara Pembaruan. 7 Oktober 2004.

Panuluh, Sekar dan Meila Riskia Fitri. 2016. Perkembangan Pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia September 2015-September 2016. International NGO Forum on Indonesian Development (infid).

Susilowati, Sri Hery. 2016. Fenomena Penuaan Petani dan Berkurangnya Tenaga Kerja Muda serta Implikasinya bagi Kebijakan Pembangunan Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol. 34 No. 1, Juli 2016: 35-55.

Wardhana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroler Seri ATmega32 Simulasi, Hardware, Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Rosa, Dien Vidia. "Kultur Resiko dan Taktik Pemuda Tani." DIMENSI-Journal

of Sociology 10.1 (2017).

Creswell (2015). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih di antara Lima Pendeketan : Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Ritzet J, Steonisky J. (2019). Teori Sosiologi Edisi 10 : Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Amanah dkk, (2013). Pasca bencana dan ketakterhentiannya: studi tentang kultur resiko dalam keseharian yang traumatis. Digital repository Universitas jember

https://scholar.google.com/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=PfTKCUwAAAAJ&pagesize=80&citation_for_view=PfTKCUwAAAAJ:3fE2CSJIrl8C

Downloads

Published

2023-06-15

How to Cite

Niken Puspitasari, Akbil Mastufatul Farihah, & Safira Nuris Samsil Mufidah. (2023). RESIKO GLOBALISASI DI MASYARAKAT DALAM SEKTOR PERTANIAN MENURUT PERSPEKTIF ANTHONY GIDDENS. TUTURAN: Jurnal Ilmu Komunikasi, Sosial Dan Humaniora, 1(2), 245–262. https://doi.org/10.47861/tuturan.v1i2.259

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.