HUBUNGAN MOTIVASI BERORGANISASI PEMUDA BUDDHIS DENGAN AKTUALISASI NILAI NASIONALISME-RELIGIUS (STUDI KASUS DI KABUPATEN TEMANGGUNG, JAWA TENGAH)
DOI:
https://doi.org/10.47861/dv.v2i2.13Keywords:
Pemuda Buddhis, Motivasi Berorganisasi, Aktualisasi, Nilai, Nasionalisme Religius.Abstract
Pemuda adalah garda terdepan perubahan sosial dan politik masyarakat. Oleh karena itu, peran yang diemban pemuda sarat dengan nilai. Idealisme pada diri pemuda sering kali menjadi modal dasar dalam merespon keadaan lingkungan sosial dan alam di sekitarnya. Berdasarkan realita dan dinamika kehidupan beragama di Temanggung dan sekitarnya, maka pada 10
April 2016 sejumlah pemuda membentuk organisasi Pemuda Buddhis Temanggung-Kendal-Semarang. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan membina potensi pemuda Buddhis, memaksimalkan pengelolaan sumber daya alam, dan berperan dalam membentuk tatanan masyarakat yang inklusif berdasarkan kearifan lokal. Kondisi tersebut mengindikasikan adanya dorongan berorganisasi sebagai perwujudan nilai keagamaan Buddha ke dalam aksi sosial-kebangsaan. Kemudian, Pemuda Buddhis Temanggung-Kendal-Semarang mengadakan beragam kegiatan yang meliputi: penyelanggaraan ritual hari-hari keagamaan secara bersama-sama, kegiatan seni budaya, safari napak tilas, visitisasi pada tokoh sesepuh, leluhur, usaha budidaya jamur, kopi dan kafe-terminal kopi, sarasehan kebangsaan. Keadaan ini menarik untuk diteliti dengan melihat korelasi antara motivasi berorganisasi dengan aktualisasi nilai nasionalisme religius. Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif strategi survei dan pengelolaan data menggunakan aplikasi perangkat pengolah statistik diperoleh hasil bahwa R= 0,805. Artinya, antara motivasi berorganisasi dengan nilai nasionalisme religius memiliki hubungan positif dengan taraf hubungan sangat kuat. Berdasarkan uji dua pihak diperoleh hasil bahwa motivasi berorganisasi berkontribusi terhadap aktualisasi nilai nasionalisme religius sebesar 64,8%, artinya sebesar 35,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Uji hipotesis dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa antara motivasi intrinsik dengan aktualisasi nilai nasionalisme religius diperoleh t hitung sebesar 3,961 > t tabel 1,671, sedangkan motivasi ekstrinsik dengan aktualisasi nilai nasionalisme religious diperoleh hasil t hitung sebesar 4,414 > t tabel 1,671. Hal itu menunjukkan bahwa hipotesis d alam penelitian ini terbukti.
References
Badan Pusat Statistik (BPS). 2012. Statistik Pemuda Indonesia 2012: Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional. Jakarta: Sub Direktorat Statistik Pendidikan Dan Kesejahteraan Sosial BPS. Creswell, John W. 2012. Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Etikan, Ilker, et.al., “Comparison of Convenience Sampling and Purposive Sampling”, dalam American Journal of Theoretical and Applied Statistics, 2016; 5(1): 1-4.
Naafs, Suzanne & Ben White, “Generasi Antara: Refleksi tentang Studi Pemuda Indonesia”, dalam Jurnal Studi Pemuda, Vol.
I No. 2 September 2012, hal. 89-106.
Sinambela, Lijan Poltak. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Desertasi. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan.