KECERDASAN SPIRITUAL DAN PUJA BAKTI

Authors

  • Lauw Acep Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.47861/dv.v2i2.14

Keywords:

Pemuda Buddhis, Motivasi Berorganisasi, Aktualisasi, Nilai, Nasionalisme Religius.

Abstract

Ritual atau puja bakti adalah kegiatan yang rutin dilakukan oleh pemeluk keagamaan sebagai bentuk ungkapan keyakinan. Puja bakti adalah elemen yang selalu ada dalam sistem keagamaan manapun. Oleh karena itu perlu dilakukan penyadaran ilmiah terhadap makna dibalik puja bakti, sehingga melakukannya tidak secara membuta. Kecerdasan spiritual memiliki kandungan nilai yang layak dicapai melalui pelaksanaan puja bakti yang benar. Melalui studi antropologi dan psikologi, dapat diketahui bahwa manusia memiliki kecerdasan yang lebih unggul dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia memiliki kemampuan  mencipta,  merasa  dan  berkehendak  yang  dipelajari  melalui pembudayaan. Dengan kemampuan kecerdasan yang dimilikinya, manusia berkarya dalam kehidupan untuk mencapai cit a cita yang didambakan. Tipologi kecerdasan manusia antara lain mencakup kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Masing - masing kecerdasan  tersebut  bersifat  fungsional.  Dengan  kecerdasan  intelektual manusia menciptakan  aneka  macam teknologi, sehingga aktivitas kehidupan menjadi lebih mudah dan efisien. Dengan akal dan budi, manusia memiliki tata krama, moral, tata kelakuan, sehingga dapat hidup saling membantu, menghargai dan memiliki tenggang rasa. Dengan kecerdasan emosi seseorang dapat lebih mengendalikan diri sehingga dapat lebih mudah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Demikian pula dengan kecerdasan spiritual, seseorang dapat lebih dapat mengembangkan batinnya sehingga dapat mengembangkan sifat sifat luhur dalam memurnikan pikiran, ucapan dan perbuatannya. Praktik agama menjanjikan tercapainya kebahagiaan duniawi (lokiya) dan non-duniawi (lokutara). Dalam kehidupannya manusia dihadapkan pada pilihan-pilihan antara kebutuhan dan keinginan, antara baik dan buruk, atau antara kutub ekstrim yang dikotomis. Menghadapi kondisi itulah manusia perlu memiliki spiritualitas yang mumpuni. “Banyak orang memiliki mata tetapi hanya untuk melihat, tetapi tidak untuk memperhatikan dengan seksama, punya perasaan hanya untuk merasakan, tetapi tidak untuk menyadari, punya telinga hanya untuk mendengar, tetapi    tidak untuk mendengar dengan penuh kesadaran”. Buddha menyebut kondisi ini sebagai suatu bentuk kelengahan, pikiran tidak waspada, tidak memiliki perhatian yang benar dan tidak terpusat. Kesadaran menangkap objek melalui pintu-pintu indria tidak penuh dengan perhatian, sehingga yang muncul adalah nafsu. Dengan adanya nafsu yang bekembang maka muncullah kemelekatan yang membuat seseorang bertambah penderitaannya. Setiap orang mendambakan ketenangan, kebahagiaan  dalam  kehidupan,  bebas  dari  masalah  yang menghimpit dalam kehidupan yang penuh aneka ragam. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang dapat membantu seseorang dalam mengembangkan dirinya, tidak tergantung pada budaya atau nilai, dan spiritualitas bukanlah agama. Ada manusia yang terlihat religius, mengerti tentang suatu agama, taat bersembahyang, tetapi tingkah lakunya tidak religius, tidak menunjukkan sopan santunnya. Beragama dengan melakukan puja bakti hendaknya bukanlah semata mata ritual sebagai rutinitas belaka, melainkan puja bakti dapat sebagai sarana meningkatkan spiritual seseorang sehingga seseorang memiliki batin yang tenang, seimbang, harmoni dan bahagia. Puja bakti sebagai sarana untuk meningkatkan kehidupan pribadi dengan kondisi batin yang lebih baik sehingga dapat hidup rukun dalam bermasyarakat. Puja bakti yang dilakukan dengan pemahamam yang benar akan memberikan manfaat, sebaliknya puja bakti yang dilandasi pemahaman yang tidak benar, akan menimbulkan kemelekatan akan pandangan salah, sehingga puja bakti yang dilandasi pandangan salah tidak memberikan manfaat bagi kemajuan batin.

References

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arweck, E., & Nesbitt, E. (2004). “Living Values: An educational program” - From initiative to uptake. British

Journal of Religious Education, 262, 133–149. https://doi.org/10.1080/01416200420042000181910

Buiningsih, A.( 2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Cauto, N. (2010). Psikologi Persepsi dan Desain Komunikasi Visual. Padang: UNP Press Padang.

Cheong, F. (2008). Using a Problem-Based Learning Approach to Teach an Intelligent Systems Course. Journal of Information Technology Education, 7, 47–60.

Dar, F. (2012). Textbook Materials and Their Successful Application in the Classroom: Implications for Language Development. Journal of Educational and Instructional Studies in the World, 24, 109–114.

Gasser, M., Boeke, J., Haffeman, M., & Tan, R. (2005). The Influence of Font Type on Information Recall, 72, 181–188.

Gellel, A. (2010). Nurturing Spirituality. Through Symbol Literacy in religious Education. Journal of Religious Education, 44-51.

Hartley, J. (1985). Designing Instructional Text. New York: Nichols Publishing Company.

Hussain, R. (2012). Students ’ Views of Impact of Textbooks on Their Achievements, November, 444–452.

Jean-Jacques Lussier, L. H. (2014). Problem-Based Learning in Teacher Education: Trajectories of Change.

International Journal of Humanities and Social Science , 19-29.

Kasmaienezhadfard, S., Pourrajab, M., & Rabbani, M. (2015). Effects of Pictures in Textbooks on Student‟s Creativity. Multi Disciplinary Edu Global Quest, 214, 83–96.

Komalasari, K., & Sapriya, J. (2016). Living values education in teaching materials to develop students‟ civic disposition. New Educational Review, 442, 107–121. https://doi.org/10.15804/tner.2016.44.2.09 Komalasari, K., & Saripudin, D. (2018). The Influence of Living Values Education-Based Civic Education Textbook on Student‟s Character Formation. International Journal of Instruction, 111, 395–410. https://doi.org/10.12973/iji.2018.11127a Komalasari, K., Saripudin, D., & Masyitoh, I. S. (2014). Living Values Education Model in Learning and Extracurricular Activities to Construct the Students ’ Character, 57, 166–174.

Mahmood, K. (2009). Indicators for a Quality Textbook Evaluation Process in. Journal of Research and Reflection in Education, 32, 158–176. Retrieved from http://www.ue.edu.pk/jrre Mohammad, R. F., & Kumari, R. (2007). Effective use of textbooks : A neglected aspect of education in pakistan.

Journal of Education for International Development 3:1, 3September, 1–12.

Olurinola, O., & Tayo, O. (2015). Colour in Learning : It ‟ s Effect on the Retention Rate of Graduate Students.

Journal of Education and Practice, 614, 1–6.

Ozcelik, E., Karakus, T., Kursun, E., & Cagiltay, K. (2009). Computers & Education An eye-tracking study of how color coding affects multimedia learning q. Computers & Education, 532, 445–453. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2009.03.002

Pramono, Y. G. H. (2005). The Role of Static and Animated Pictures That Complement Texts in Supporting Learning. K@Ta, 71, 25–42.

Pranata, M. (2005). Estetika Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang dan Bayumedia Publishing. Pranata, M. (2010). Teori Multimedia Instruksional. Malang: Universitas Negeri malang.

Savery, John R. Faisal, Rizwan. Bahadur, Sher. Shiwari, L. 2006. Overview of Problem-based Learning:

Definitions and Distinctions. Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 66(6). https://doi.org/10.7771/1541-5015.1002

Seng, T. O. (2004). Problem-Based Learning: the Future Frontiers. Problem-Based Learning: The Future Frontiers, 17–30. Retrieved from http://www.tp.edu.sg/pbl._tan_oon_seng.pdf

Sudarma, I. k., Tegeh, I. M., & Prabawa, D. G. (2015). Desain Pesan Kajian Analitis Desain Visual Teks dan Image. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sobur, A. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tinarbuko, S. (2009). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Tarasov, D. A., Sergeev, A. P., & Filimonov, V. V. (2015). Legibility of Textbooks: A Literature Review. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 174, 1300–1308. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.751.

Tillman, D. (2004). Living Values: An Educational Program Living values Activities for Young Adults. Jakarta: PT Grasindo.

Downloads

Published

2022-11-23

How to Cite

Lauw Acep. (2022). KECERDASAN SPIRITUAL DAN PUJA BAKTI. Dhammavicaya : Jurnal Pengkajian Dhamma, 2(2), 40–50. https://doi.org/10.47861/dv.v2i2.14

Similar Articles

1 2 3 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.